Kamis, 08 Mei 2014

Model Bety Neuman

Konsep utama yang  terdapat pada model Neuman ini, meliputi: stresor, garis pertahanan dan perlawanan, tingkatan pencegahan, lima variabel sistem klien, struktur dasar, intervensi dan rekonstitusi (Fitzpatrick & Whall, 1989). Namun pada aplikasi model Neuman ini untuk pengkajian di komunitas pendekatannya total pada komunitas sebagai klien.
Menurut Anderson & McFarlane (2000) model yang dikembangkan disebut komunitas sebagai partner (community as partner model). Terdapat dua faktor sentral dalam model ini, yaitu; fokus pada komunitas sebagai partner (sebagai fokus utama yang mewakili pengkajian komunitas, yang menyertakan orang-orang yang ada dikomunitas sebagai inti (core)) dan penggunaan proses keperawatan. Inti dari pengkajian difokuskan pada keberadaan orang yang membentuk komunitas. Termasuk dalam intinya adalah demografi dari populasi berikut nilai-nilai mereka, keyakinan, dan riwayatnya.
Komunitas dan keluarga yang direferensikan Neuman, tetapi dapat diasumsikan hanya untuk klien. Neuman mempunyai pernyataan walaupun  mengasumsikan  konsep yang original dalam terminology klien. Dia berharap akan meluaskan. Dia percaya mereka menampilkan yang lebih baik dalam system yang lain. Asumsi untuk system perawatan kesehatan yang lebih besar yaitu  komunitas atau keluarga menjadi petunjuk, contoh ;  Neuman melaporkan dari Ontorio Canada dan propinsi Manitoba mempunyai kriteria dasar untuk praktek perawatan kesehatan masyarakat dalam system model Neuman, yang mana sukses dalam implementasi ( Neuman, kominikasi personal ) Asumsi untuk system yang lebih besar membutuhkan perkembangan dan evaluasi  yang hati – hati dalam menjawab pertanyaan : Apakah komunikasi  atau kelompok normal dan garis pertahanan fleksibel ? Bagaimana keluarga atau kelompok membantu status kesehatan ? Apakah  garis pertahanan keluarga dan komunitas ? dari presentasi model mungkin digunakan petunjuk untuk menjawab.

Konsep yang mendasari sistem model Neuman tersebut,  adalah sebagai berikut:
1.      Stresor: dapat dikaji dari stimulus penyebab.
2.      Garis pertahanan dan perlawanan:
a.        Garis pertahanan normal: terkait dengan derajat kesehatan yang dicapai masyarakat, seperti; kesehatan fisik, daya tahan tubuh mayarakat, tingkat pendapatan masyarakat pada kelas menengah, kesehatan mental masyarakat, model koping yang dipergunakan masyarakat dalam menyelesaikan masalah.
b.       Garis pertahanan fleksibel: seperti demografi, budaya, nilai, keyakinan dan riwayat  yang dipegang oleh masyarakat
c.        Garis perlawanan: kekuatan-kekuatan yang dimiliki oleh masyarakat dapat juga dikaji dari delapan subsistem dari komunitas yaitu lingkungan fisik, pendidikan, keamanan dan transportasi, politik dan pemerintahan, kesehatan dan pelayanan sosial,  komunikasi, ekonomi, dan rekreasi.
3.      Tingkatan pencegahan; hal ini merupakan suatu langkah untuk intervensi atau sebagai langkah pemecahan masalah kekerasan di komunitas. Pada setiap tingkat pencegahan akan meliputi sistem individu, keluarga dan masyarakat secara komprehensif. Menurut Neis & Mc.Ewen (2001), komponennya meliputi: pencegahan primer, sekunder dan tersier.
DALIL – DALIL NEUMAN
1.         Pencegahan primer : mencegah stressor menembus garis pertahanan flexible.
2.         Pencegahan primer : mencegah respon stress
3.         Pencegahan sekunder : mempertinggi kesehatan dan menurunkan stress.
4.         Dengan mendukung system kekuatan klien dan pemulihan energinya, perawat dapat meningkatkan kesehatan klien 

Rabu, 07 Mei 2014

Konsep Epidemiologi



Konsep Epidemiologi

BATASAN

·        Bahasa Yunani Epi = pada atau tentang Demos = penduduk Logos = ilmu
·        Ada tiga hal pokok ;
1.        Frekwensi masalah kesehatan
2.       Penyebaran masalah kesehatan
3.       Faktor-faktor yang mempengaruhi

SEJARAH PERKEMBANGAN

1.    Tahap Pengamatan
·        Cara awal utk mengetahui frekwensi dan penyebaran suatu mslh kes. Serta determinan dilakukan dng pengamatan (observasi)
·        Hipocrates 2400 thn yg lalu : menyimpulkan adanya hub. Antara timbul tdknya penyakit dng lingkungan bukunya yakni : udara, air dan tempat
·        Dikenal tahap penyakit dan lingkungan
2.   Tahap perhitungan
·        Jonh Graunt thn 1662 melakukan pencatatan dan perhitungan thdp angka kematian yg terjadi di London berhasil memperkenalkan life table. Dikenal sbg bapak statistik kehidupan.
·        Dikenal tahap menghitung danmengukur
3.   Tahap pengkajian
·        Willian farr thn 1839 melakukan pengkajian thdp adanya angka kematian dng status perkawinan serta adanya hub. Tk. Sosial ekonomi dng tk. Kematian penduduk. Dinobatkan sbg bapak epidemiologi
·        Jhon Snow thn 1849 membuktikan hub. Antara penyakit kolera dng sumber air minum penduduk.
·        Dikenal tahap eksperimen alamiah
4.   Tahap uji coba
·        Lind 1774 melakukan pengobatan kekurangan vitamin C dengan pemberian jeruk
·        Jenner thn 1796 melakukan uji coba vaksin cacar
·        Dikenal tahap eksperimen atau studi intervensi





MACAM

·        Epidemiologi deskriptif
Contoh : ingi mengetahui frekwensi pendrita TBC disuatu daerah
·        Epidemiologi analitik
Contoh : ingin mengetahui pengaruh rokok thd timbulnya penyakit kanker paru.
·        Perbedaan :
DESKRIPTIF
ANALITIK
·        Hanya menjelaskan keadaan suatu mslh kes.(who, where, whhen)
·        Pengumpulan, pengolahan penyajian & interprestasi data hanya pd satu klpk masy. Saja
·        Tdk bermaksud membuktikan suatu hipotesa
·        Juga menjelaskan suatu mslh kes. Timbul dimasy. (why)
·        Pengumpulan, pengolahan, penyajian & interprestasi data thdp dua klpk masy.
·        Bermaksud membuktikan suatu hipotesa

RUANGLINGKUP

·        Subjek dan objek epidemiologi adalah masalah kes.
·        Masalah kes. Yg dimaksud menunjuk kpd masalah kes. Yg ditemukan pd seklpk manusia
·        Dlm merumuskan penyebab timbulnya suatu mslh kes. Dimamfaatkan data ttg frekwensi & penyebaran masalah kes. Tsb.

MAMFAAT

·        Membantu pekerjaan admisnistrasi kes.
·        Dpt menerangkan penyebab suatu masalah kes.
·        Dpt menerangkan perkembangan riwayat alamiah penyakit
·        Dpt menerangkan keadaan suatu mslh kes.
a.     epidemi : keadaan dimana suatu mslh kes (umumnya peny.) yg ditemukan pd suatu daerah ttt dlm waktu yg singkat terjadi peningkatan frekwensi.
b.       Pandemi : suatu keadaan masalah kes. Frekwensinya dlm waktu singkat terjadi peningkatan yg amat tinggi serta penyebaranya mencakup wilayah yg amat luas.
c.       Endemi : suatu keadaan dimana suatu mslh kes. Frekwensinya pd suatu wilayah ttt menetap dlm waktu yg lama.
d.       Sporadik : suatu keadaan dimana suatu mslh kes yg ada disuatu wilayah ttt frekwensinya berubah-rubah menurut perubahan waktu.







konsep continum care KIA di komunitas

Langkah 1: Menggunakan konsep-konsep universal untuk memahami masalah yang terjadi di KIA Dalam usaha memahami hambatan dan masalah yang terjadi di usaha penurunan kematian ibu dan anak ada tiga konsep universal yang dipergunakan: (1) pendekatan sistem kesehatan ; (2) Continuum of Care; dan (3) Konsep Berwick untuk mutu dan keselamatan ibu dan bayi. Konsep-konsep yang dipergunakan menjadi dasar perspektif dalam menganalisis dan mencari solusi. 
1. Pendekatan sistem kesehatan Dalam usaha mengurangi kematian ibu dan anak perlu pendekatan sistem kesehatan. Sistem adalah suatu keterkaitan diantara elemen-elemen pembentuknya dalam pola tertentu untuk mencapai tujuan tertentu (System is interconnected parts or elements in certain pattern of work). Berdasarkan pengertian ini dapat diinterpretasikan ada dua prinsip dasar suatu sistem, yakni: (1) elemen, komponen atau bagian pembentuk system; dan (2) interconnection, yaitu saling keterkaitan antar komponen dalam pola tertentu. Keberadaan sekumpulan elemen, komponen, bagian, orang atau organisasi sekalipun, jika tidak mempunyai saling keterkaitan dalam tata-hubungan tertentu untuk mencapai tujuan maka belum memenuhi kriteria sebagai anggota suatu sistem. Sistem Kesehatan adalah suatu jaringan penyedia pelayanan kesehatan (supply side) dan orang-orang yang menggunakan pelayanan tersebut (demand side) di setiap wilayah, serta negara dan organisasi yang melahirkan sumber daya tersebut, dalam bentuk manusia maupun dalam bentuk material. Dalam definisi yang lebih luas lagi, sistem kesehatan mencakup sektor-sektor lain seperti pertanian dan lainnya. Dalam batas-batas yang telah disepakati, tujuan sistem kesehatan adalah: 1. meningkatkan status kesehatan masyarakat. Indikatornya banyak, antara lain Angka Kematian Ibu, Angka Kematian Bayi, Angka kejadian penyakit dan berbagai indikator lainnya. 2. meningkatkan responsiveness terhadap harapan masyarakat. Dalam hal ini masyarakat puas terhadap pelayanan kesehatan. 3. menjamin keadilan dalam kontribusi pembiayaan. Sistem kesehatan diharapkan memberikan proteksi dalam bentuk jaminan pembiayaan kesehatan bagi yang membutuhkan. Dengan pendekatan sistem kesehatan jelas terlihat andaikata sistem kesehatan tertata dengan baik, dapat mendukung usaha penurunan angka kematian ibu dan bayi. Dalam usaha penurunan angka kematian ibu dan bayi, diperlukan tata kelola yang baik. Berdasarkan pengertian bahwa System is interconnected parts or elements in certain pattern of work, maka di sistem kesehatan kesehatan ibu dan ana ada dua hal yang perlu diperhatikan, yakni: (1) elemen, komponen atau bagian pembentuk system yang berupa aktor-aktor pelaku; dan (2) interconnection berupa fungsi dalam sistem yang saling terkait dan dimiliki oleh elemen-elemen sistem. Sistem ini perlu dijalankan dengan tata kelola yang baik (good governance). Dalam konteks good governance terdapat berbagai fungsi dalam pelayanan kesehatan ibu dan anak di sistem rujukan dan pelayanan kesehatan sebagai berikut: 4. Regulator: Kementerian Kesehatan, Dinas Kesehatan Propinsi dan Kabupaten 5. Pemberi anggaran: Kementerian Kesehatan/Pemerintah pusat. Pemerintah Daerah, Masyarakat, dan lembaga swasta 6. Pemberi pelayanan: RS pemerintah dan swasta, Puskesmas pemerintah dan swasta. 7. Pengembangan SDM: Perguruan tinggi kedokteran dan kesehatan, dan lembaga pelatihan tenaga kesehatan. Aktor-aktor yang ada adalah: Pemerintah yang terdiri atas pemerintah pusat, propinsi, dan kabupaten/kota. Aktor pemerintah banyak berperan sebagai regulator dan steward dalam sistem kesehatan. Pemerintah berfungsi pula di pelayanan kesehatan dan pembiayaan kesehatan. Dalam fungsi pengembangan sumber daya manusia, ada pelaku pemerintah berupa perguruan tinggi kedokteran dan kesehatan. Catatan: Dalam konteks sistem kesehatan ini ada pula pemerintah luar negeri atau badan kerjasama internasional antar pemerintah di dunia. Swasta: Lembaga-lembaga swasta yang bergerak di sistem kesehatan ada banyak. Untuk rumahsakit terdapat dua jenis pelayanan kesehatan swasta, yaitu rumahsakit publik berdasar badan hukum Yayasan atau Perkumpulan, dan rumahsakit private dengan dasar hukum PT. DI samping itu ada BP swasta, pabrik obat swasta, distributor alat farmasi dan rumahsakit, apotik dan sebagainya. Lembaga swasta berperan aktif pula dalam fungsi pengembangan sumber daya manusia dengan adanya perguruan tinggi kedokteran dan kesehatan milik lembaga swasta. Masyarakat: Masyarakat merupakan obyek sekaligus pelaku dalam sistem kesehatan. Sebagai pelaku dapat berupa rumah tangga yang membiayai sistem, tempat perilaku kesehatan dilakukan, sampai adanya Lembaga Swadaya Masyarakat, dan perhimpunan profesi. Sistem kesehatan mempunyai berbagai tujuan. Salahsatu yang penting adalah mengurangi kematian ibu dan bayi dengan perbaikan sistemik. Pengurangan kematian ibu dan bayi dapat diukur dengan jumlah kematian absolut. 
2. Continuum of Care dengan Kegiatan Penanganan Total berbasis tatakelola yang baik. A. Program pencegahan sekunder dan primer (Hulu) yang meliputi: Penanganan di level keluarga Penanganan di level masyarakat dan Puskesmas - Perilaku dalam hal kesehatan ibu dan anak - Fasilitas puskesmas untuk melakukan ANC dan penanganan dini - Peningkatan kemampuan dan keterlibatan tenaga kesehatan ibu dan anak (bidan dan dokter umum) B. Program pencegahan tertier (kuratif) di puskesmas PONED dan rumahsakit (Hilir) Gambar : Perjalanan Alamiah Masalah KIA Para Pelaku utama dalam sisten rujukan 
 
Gambar : Perjalanan Alamiah Masalah KIA
Para Pelaku utama dalam sisten rujukan
 
3. Menggunakan prinsip Berwick untuk keselamatan ibu dan penjagaan mutu pelayanan Di level kabupaten, secara garis besar ada dua kelompok stakeholders yang membentuk jaringan KIA. Kelompok I adalah stakeholders yang berada di hulu yaitu di keluarga masyarakat. Di kelompok ini terdapat berbagai lembaga seperti pemerintah kecamatan, desa, LSM, lembaga-lembaga swasta, lembaga jaringan kesehatan pemerintah dan swasta, serta rumahtangga. Para pelaku di kelompok ini banyak yang bersal dari lintas sektor. Di hulu ini diharapkan ibu ibu yang hamil dijaga dengan baik agar terawat dan ada kesiagaan masyarakat (Lihat Gambar Berwick). Di kelompok II adalah berbagai stakeholder yang disusun berdasarkan pendekatan dari rantai efek peningkatan mutu Donald Berwick (2002). Kelompok stakeholder ini bekerja dalam konteks rujukan yang baik, dan mempunyai saling keterkaitan tinggi. Kelompok ini lebih banyak pada sektor kesehatan. Donald Berwick (2002) mengembangkan model rantai efek peningkatan mutu pelayanan kesehatan yang menghubungkan antara: 1) Mutu pelayanan yang diterima oleh pasien/masyarakat, dengan 2) Pelayanan yang diberikan oleh klinisi, dengan 3) Pengelolaan sarana pelayanan kesehatan oleh manajer ,dan dengan 4) Aturan dari regulator, termasuk aspek pembiayaan. Setidaknya ada 2 jenis mutu pelayanan yang perlu dijamin dalam pelayanan kesehatan ibu dan anak (KIA), yaitu mutu kesiagaan (pra pelayanan KIA) dan mutu pelayanan KIA. Kesiagaan bertujuan untuk menjamin ibu hamil dapat dirawat dengan baik dan kesiaagaan untuk resiko kehamilan dan persalinan yang mungkin timbul sudah diantisipasi. Mutu ini melibatkan stakeholders yang berada di hulu yaitu rumah-tangga, masyarakat dan berbagai lembaga seperti pemerintah kecamatan, desa, LSM, lembaga-lembaga swasta, lembaga jaringan kesehatan pemerintah dan swasta. Para pelaku di kelompok ini banyak yang berasal dari lintas sektor (gambar Berwick 1) ) Gambar 1. Berwick Pelayanan KIA yang aman dan bermutu bagi ibu hami dan janin/bayi dapat terwujud bila sistem mikro pelayanan KIA yang diberikan oleh klinisi (dokter, SpOG, bidan dan tenaga klinis lain) berjalan dengan baik, yaitu pelayanan KIA yang selalu ada 24 jam dan dilakukan oleh tenaga yang memenuhi standar kompetensi. Sistem mikro pelayanan ini perlu didukung dengan pengelolaan sarana pelayanan kesehatan yang baik, yaitu memenuhi standar PONED untuk Puskesmas dan standar PONEK 24 jam untuk RS. Di sisi lingkungan organisasi diharapkan adanya regulasi yang tepat untuk pelayanan, sumber pembiayaan yang diarahkan agar terjadi hasil yang makimal. Termasuk di dalam kotak ini bagaimana sistem ketenagaan dapat menjamin adanya tenaga kesehatan terlatih berada pada organisasi yang memberikan pelayanan. Dengan demikian model Berwick ini dapat mendukung persalinan di fasilitas kesehatan dengan pembiayaan pemerintah. Apa Implikasinya ? - Perbaikan mutu pelayanan di Puskesmas - Perbaikan sistem rujukan - Perbaikan mutu pelayanan rumahsakit - Penggunaan dana Jampersal untuk memperhatikan mutu pelayanan